MENGENAL P2P LENDING PRODUKTIF
P2P Lending yang merupakan salah satu jenis fintech ini juga terbagi atas 2 kategori, yaitu P2P Lending konsumtif dan P2P Lending produktif.
P2P Lending konsumtif bisa juga disebut payday loan, biasanya sumber dananya berasal dari crowdfunding maupun super lender. Platform P2P Lending konsumtif ini mendapatkan keuntungan dari bunga—yang ditetapkan tidak boleh lebih dari 0.8% per hari—dan dari potongan biaya administrasi. Tenornya tergolong singkat, ada yang hitungan hari saja. Syarat pengajuannya rata-rata hanya meminta bukti identitas saja sudah cukup.
Peruntukan pinjaman dananya juga tidak dibatasi. Bisa dipakai untuk semua keperluan, bahkan keperluan pribadi.
Nah, kalau P2P Lending produktif agak berbeda.
Apa Itu P2P Lending Produktif?
P2P Lending produktif adalah proses pendanaan dengan modal dari pemberi dana atau pendana digunakan untuk membiayai kegiatan pengembangan usaha yang bersifat produktif.
Jadi berbeda dengan P2P Lending konsumtif yang didominasi oleh peminjam perseorangan, peminjam dana pada P2P Lending produktif berasal dari kalangan UMKM.
Ciri Khas P2P Lending Produktif
Ada beberapa ciri khas yang membedakan P2P Lending produktif ini.
- P2P Lending produktif fokus membiayai kegiatan usaha yang masih belum sepenuhnya dapat dilayani oleh lembaga keuangan, seperti bank. Ada beberapa kondisi, memang, yang tidak memungkinkan bagi para pemilik UMKM tertentu untuk bisa melengkapi syarat yang diminta jika ingin mengajukan pinjaman modal ke bank. Nah, P2P Lending produktif ini bisa jadi alternatif.
- Membuka peluang bagi masyarakat umum untuk ikut mendanai kebutuhan modal usaha calon peminjam dana. Berbagai informasi tentang calon peminjam dan juga perkiraan tingkat risiko pinjaman juga ada dan bisa dicermati, sebagai dasar pertimbangan bagi calon pendana.
- Tingkat bunga cukup luas range-nya, yaitu berkisar antara 10 hingga 24% per tahun (efektif). Tidak mengaplikasikan bunga harian seperti halnya P2P Lending konsumtif, dan tergantung dari risiko kredit masing-masing calon peminjam yang tercermin dalam credit score-nya.
- Umumnya berbentuk invoice financing, project financing, modal kerja, ataupun bentuk lain supply-chain financing.
- Tak memerlukan jaminan aset tetap, kecuali untuk produk atau kondisi tertentu.
- Ada jaminan, umumnya berbentuk fidusia atas invoice atau persediaan dan juga personal ataupun corporate guarantee.
- Tenor P2P Lending produktif relatif akan lebih panjang ketimbang P2P Lending konsumtif, mulai dari bulanan hingga satu tahun. Kadang terjadi juga kesepakatan antara peminjam dan pendana untuk kondisi tertentu. Jadi, ada kondisi fleksibel yang bisa berlaku.
- Sebagai penilaian risiko, P2P Lending produktif mempertimbangkan kondisi finansial calon peminjam dana, sehingga akan ada proses analisis kredit demi menentukan besarnya risiko yang harus ditanggung.